Menginap di Desa Wisata Tembi Yogyakarta
Tahun 2013 yang lalu kami sempat mengunjungi Desa Wisata Tembi di Yogyakarta karena ada perhelatan akbar Blogger Nusantara 2013 tanggal 1 Desember 2013 di Yogyakarta. Desa wisata ini menjadi tempat menginap kami dan blogger seluruh nusantara setelah dari lokasi acara Joglo Abang.
Pertama, desa wisata Tembi ini seperti desa pada umumnya yang penduduknya memiliki pekerjaan sehari-hari ada yang sebagai petani, pekerja, peternak, dan lain sebagainnya. Disini pengunjung bisa melihat sendiri kesederhanaan masyarakat pedesaan yang hanya memiliki rumah sederhana.
Kedua, desa wisata ini layaknya sebuah penginapan atau hotel tetapi uniknya pengunjung menginap di rumah penduduk cuma beda kamar dan kamar mandi saja, tetapi ada juga yang kamar mandinya gabung dengan pemilik rumah. Disini pengunjung bisa belajar hidup sederhana biarpun tanpa tempat tidur yang empuk tetapi tetap hidup nikmat dan indah.
Ketiga, tidur di desa wisata Tembi seperti pada umumnya kita tidur yakni di atas kasur, tetapi biasanya di atas kasur bareng-bareng dengan teman untuk menambah keakraban dan persaudaraan dengan teman.
Keempat, jika ada pengunjung yang mengunjungi desa wisata ini, maka jangan heran jika di meja tamu disediakan berbagai makanan atau hidangan tradisional seperti ubi, kacang, dan pisang rebus. Selain itu disediakan pula teh dan kopi manis untuk pengunjung. Keakraban antara pemilik rumah dan tamu biasanya terjalin erat yang mulai jarang terjadi di zaman seperti ini.
Kelima, bagi pengunjung yang datang secara rombongan biasanya disediakan makanan prasmanan yang disediakan di depan tempat menginap yang sudah ditentukan oleh pihak pengelola . Tidak lain untuk memudahkan pengunjung untuk menikmati makanan khas dari desa wisata tersebut.
Keenam, di desa ini kita bisa jalan-jalan menggunakan sepeda onthel, atau menggunakan delman tentunya dengan biaya sewa yang tidak terlalu mahal. Pengunjung bisa menikmat keindahan alam dan pedesaan ini sehingga menjadi momen yang paling menyenangkan selama hidup.
Ketujuh, di desa ini memiliki sentra kerajinan batik, pengunjung bisa belajar membuat batik di sentra kerajinan ini. Kegiatan ini merupakan bagian dari melestarikan kebudayaan nasional. Di sini juga terdapat pertunjukan seni dan budaya sehingga wisatawan bisa menikmati hiburan tersebut.
Itulah beberapa pembelajaran yang saya dapatkan dari desa wisata Tembi Yogyakarta. Kami berharap desa wisata juga ada di Indramayu, tetapi belum tahu kira-kira desa apa yang siap digarap menjadi desa wisata seperti harapan pemerintah, pengunjung dan harapan kita semua.
Desa wisata diharapkan memiliki potensi wisata, potensi kerajinan dan etnik yang khusus sehingga menarik minat pengunjung baik lokal maupun wisatawan mancanegara yang akan bisa menghasilkan profit bagi masyarakat dan devisa bagi negara.
Selain itu desa wisata juga sebaiknya menerapkan sistem yang menarik sehingga produk dan jasa lainnya ikut terakomodir sehingga saling bersinergi satu sama lain. Suatu saat desa wisata ini akan semakin banyak di Indonesia.
Get notifications from this blog